SWEAR! Memasuki kuburan ini Anda dijamin seratus persen tidak akan bertemu hantu pocong atau wewe gombel. Anda benar-benar sedang melakukan sebuah wisata pikiran, batin dan mungkin transendental. Dan ketika pulang, boleh jadi terinspirasi untuk menjadi orang besar. Who knows?
Sejak pagi pada setiap musim panas, puluhan bus wisata berjajar rapi di jalan Luznetsky Proezd, Moskwa. Persis berseberangan dengan makam terkenal Novodevichye atau dalam bahasa Rusianya Novodevichye Kladbishche. Isi bus rata-rata orang asing, utamanya dari Jepang, Jerman dan Perancis. Begitu turun bus, mereka berjajar dan mulai mendengarkan ocehan sang pemandu wisata. Mereka tahu sepenuhnya bahwa tujuan wisata kali ini adalah sebuah kuburan yang merupakan tempat wisata terpopuler ketiga di Moskwa.
Awalnya, saya juga cukup sangsi tentang ramainya peziarah ke makam ini. Sebab, jarang sekali saya mendengar orang Indonesia bertandang kemari. Justru orang-orang Barat dan Jepanglah yang memberikan informasi. Setelah berziarah kubur, saya baru sadar bahwa makam seperti ini mestinya dikembangkan di banyak tempat, termasuk Indonesia. Bagaimana tidak, kuburan ini memiliki banyak sekali keunikan. Salah satunya adalah dari sisi estetika. Letaknya yang berseberangan dengan danau dan dikitari oleh tembok tua peninggalan monastery bernuansa barok campur budaya setempat yang dibangun abad 16 sudah memberikan efek yang menakjubkan. Apalagi tempat ini juga dilengkapi dengan chapel dan taman. Suasana hening dengan pohon-pohon tinggi yang melambai-lambai membuat orang betah berlama-lama di dalamnya. Tanpa ada ketakutan datangnya hantu gendruwo sedikit pun.
Begitu melewati gerbang tua yang berwana bata merah itu, satpam dengan seksama akan memperhatikan bawaan yang ada di tangan kita. Meski tidak ada pungutan karcis masuk, namun tetap saja tempat ini sangat terhormat bagi orang Rusia dan dunia sehingga harus diamankan sebaik mungkin. Mata saya tiba-tiba tertuju pada taman kecil yang menyuguhkan informasi orang-orang terkenal yang dimakamkan, kios penjualan suvenir dan model-model nisan paling anyar. Huh, ternyata harga nisan di tempat ini sungguh mencengangkan. Mulai dari 2.000 dolar dan kabarnya bisa mencapai ratusan ribu dolar. Sangat tergantung tingkat kesulitan pembuatan dan bahan dasarnya. Maklumlah, nisan yang dipasang di pekuburan ini merupakan torehan para artis terkemuka yang secara sadar belajar di berbagai perguruan. Tidak heran, bila aneka nisan tersebut adalah karya-karya seni agung yang kebetulan dipasang di pemakaman. Bukan sekadar nisan berbentuk kotak yang gampang dibeli di pinggir jalan Tanah Kusir Jakarta. Dan benar juga, dalam area yang diperluas mencapai 7 hektar itu terdapat aneka rupa nisan yang tidak jamak. Saking uniknya, malah sulit ditemukan tanda salib yang biasa digunakan oleh masyarakat Kristen Ortodoks. Kebanyakan justru berupa patung orang terkenal yang dikuburkan dalam ukuran yang sama dengan aslinya atau satu setengah kali lipat. Gagah, hidup dan berwibawa.
Lekuk-lekuk tubuh dan pakaian yang dikenakan tergambarkan dengan sangat seksama. Patung-patung tersebut terpahat demikian profesionalnya dengan sentuhan artistik sangat tinggi. Saking sempurnya soal pembuatan, patung-patung almarhum itu seolah sedang berbicara satu dengan lainnya dan bahkan mampu berkomunikasi dengan para peziarah atau wisatawan yang datang.
Dengan keterangan singkat yang tertera di bagian bawah nisan, seolah mereka menyatakan, “Anda pasti tahu saya kan?” Dari sisi seni, tidak kalah dengan patung lilin ataupun patung tani Senen yang merupakan hadiah Uni Soviet. Wisdom kehidupan Keunikan lainnya, kuburan ini merupakan kumpulan makam orang-orang terkenal dengan berbagai profesi. Disana ada jenderal, lalu politisi, agen rahasia, sutradara, penulis, sineas, selebritas, pelawak, musikus, diplomat, tokoh masyarakat, ilmuan, pujangga, jurnalis, pelukis, pematung, arsitek, olahragawan, pemusik, aktor dan sutradara.
Semua jadi satu dan merupakan orang-orang terhormat yang telah membesarkan dan mengharumkan negara. Dalam hal ini, pelawak yang masyhur sama berjasanya dengan seorang presiden, seorang pemain bola terkenal sama dan sebangun dengan seorang ilmuan penerima hadiah nobel. Dalam konsep ini, rupanya yang namanya seorang pahlawan bukan hanya mereka yang mati di medan laga karena mempertahankan negerinya akibat diterjang pelor panas.
Bila disempitkan lagi, pahlawan di Rusia bukan hanya tentara dan polisi semata. Namun, siapapun yang dianggap telah berjasa sesuai dengan profesinya maka layak menghuni kuburan Novodevichye. Berada di bagian tengah pekuburan misalnya, terlihat dengan menonjol nisan almarhum Presiden Boris Yeltsin (1931-2007). Bentuknya sangat unik karena terkesan hanya berupa onggokan batu besar namun menyiratkan warna bendera Rusia. Bila didekati, kita baru sadar bahwa nisan itu terbuat dari beberapa marmer pilihan yang disatukan dan dipahat dengan halus. Khusus bagian tengahnya ditanam batu-batu kecil berwarna biru seperti sebuah mozaik yang ada di berbagai adikarya zaman pertengahan. Nama pemilik nisan sendiri, cukup ditorehkan di bagian kanan belakang, tidak menonjol. Nama besarnya tidak perlu dipampangkan lagi.
Raisa Gorbachev (1932-1999), istri penggulir glasnost dan perestroika itu memunculkan dirinya dalam sebuah patung diri terbuat dari metal baja dan dikelingi taman kecil. Patung ini terkesan begitu anggun dan selalu mematik perhatian para pengunjung. Terlihat pemandu wisata dengan getol menceritakan peran besarnya bagi sang suami dalam mendorong Rusia menjadi negara yang demokratis dan terbuka.
Mantan Presiden Uni Soviet yang dekat dengan mantan Presiden Soekarno, Nikita Sergevic Khrushev (1894-1971) juga ada disini. Kuburannya disimbolkan dengan ornamen-ornamen bernuansa kubisme dengan patung kepala sang almarhum ada di tengah-tengahnya.
Inilah orang besar yang ketika kematiannya tiba hanya disiarkan oleh sebuah koran lokal dalam sebuah berita berskala kecil. Seolah tidak ada peranan besar yang pernah dimainkan. Seorang balerina terkemuka, GC. Ulanova (1910-1998), bahkan muncul dalam sebuah pahatan batu warna putih bersih yang menjulur ke atas. Dengan tangan diatas, rok mini plus ujung jari kaki yang menahan tubuh, ia seolah sedang beraksi di panggung di hadapan para peziarah. Ia tetap menghibur siapa pun yang berkunjung serta mengingatkan bahwa seni balet mesti dilestarikan. Diantara patung yang tersohor dan menyedot banyak pengunjung adalah seorang komedian Rusia, Yuri W. Nikulin (1921-1997). Patungnya terbuat dari metal sedang duduk dengan topi dan rokok di tangan. Gayanya yang khas serta kemasyhuran namanya membuat banyak orang ingin berfoto disampingnya. Ia boleh meninggalkan dunia, namun jiwa humornya masih tetap menghibur.
Di tempat lain, terdapat juga patung kepala enam pilot Rusia yang gugur dalam sebuah atraksi pesawat di pameran dirgantara yang diadakan di Le Burget, Paris Perancis, 3 Juni 1971. Dari ornamen yang melatarbelakangi ,orang cepat tanggap bahwa mereka adalah para penerbang yang telah mengalami nasib naas di udara. Ada juga nisan-nisan yang masuk katagori aneh. Mungkin karena pemiliknya adalah seorang seniman maka nisannya berupa seorang lelaki dan wanita yang nyaris telanjang sedang asyik bermesraaan, hanya seidikit dari aurat keduanya yang tertutup.
Sementara itu, di bagian lain terdapat nisan seorang pemain bola yang dipenuhi dengan selendang klubnya. Atau sebuah nisan berupa dua tangan yang menjulur sambil memegang sebuah permata berwana merah menyala. Makam ini layaknya galeri kuburan paling unik yang pernah saya lihat.
Setidaknya, di Novodevichye Kladbishche ini terdapat 252 orang terkenal yang dikubur dengan nisan sangat artistik. Selain orang-orang yang saya sebut diatas, masih banyak lagi orang ternama dari masa ke masa seperti Nadezda Alliluyeva (1902-1932, istri Stalin), Pavel Belyayev (1925-1970, kosmonot), Boris Bruinov (1922-1922, aktor), Nikolai Gogol (1809-1852, penulis), Isaac Levitan (1860-1900, pelukis), Peter Kropotkin (1842-1921, anarchist), Lev Davidovich Landau (1908-1968, penerima hadiah nobel), Tupolev (1888-1972, konstruktor pesawat), Tretryakov (1832-1898, wanita kaya pendiri galeri), Mayakovsky (1893-1930, penyair), Molotov (1890-1986, ahli senjata), Fedor I. Shalyapin (1873-1938, penyanyi) dan AP Chekov (1860-1904, penulis) Orang-orang ternama tersebut seolah sengaja dikumpukan dalam sebuah rumah (kuburan) yang begitu artistik dan indah agar bisa bersilaturahmi satu dan lainnya.
Agar bisa bersama-sama menyapa para pengunjung yang datang dari berbagai pelosok dunia sambil bercerita, memberikan semangat dan tauladan sejarah. Agar ketika pengunjung pulang tidak hanya membawa foto yang cantik, namun juga mengantongi sebuah wisdom bagi kehidupan dirinya, keluarganya dan bangsanya. Makam Novodevichye yang terletak di barat daya kota Moskwa itu dibangun pada tahun 1898 dan menjadi bagian dari Monastery Novodevichye, yang merupakan tempat tinggal para agamawan Kristen Ortodoks sekaligus penjara orang-orang besar zaman Peter the Great.
Karena kebutuhan yang mendesak, Pemerintah Soviet memperluasnya menjadi 7 hektar pada tahun 1949. Oleh UNESCO, kuburan unik itu lalu dibaptis menjadi monumen sejarah budaya dalam katagori salah satu makam terkenal di dunia. Benar-benar, sebuah tempat yang layak sekali dikunjungi. Kapan ya kita punya kuburan penuh inspirasi seperti ini? (Aji Surya, diplomat Indonesia di Moskow, Rusia)
View the original article here
Hosting Murah Online